Download KONTAN Weekly Berpikir Tepat Maka Sukses
oleh Jennie S. Bev
John C. Maxwell telah mempelajari orang-orang sukses selama 40 tahun. Hasilnya identik dengan hasil pembelajaran saya di berbagai belahan dunia selama sekitar 16 tahunan. Perbedaan utama dari para pemenang dan “pecundang” adalah pola pikir alias mindset. “Pecundang” ditulis dalam tanda kutip karena sesungguhnya tidak ada pecundang di dunia ini. Mereka hanya belum mengerti bagaimana bisa memenangkan pertandingan hidup.
Pendidikan dan pelatihan yang baik mengubah pola pikir. Ini yang membuat suatu program pendidikan dan pelatihan demikian berharga. Bisa diperhatikan bahwa harga yang tinggi dari suatu program biasanya mempunyai korelasi positif dengan kualitas. Walaupun ini terjadi pada umumnya, namun bukan sesuatu yang absolut.
Biaya pendidikan di Harvard dan Stanford yang dikenal luar biasa bagus kualitas pengajaran, kualitas input intelek para mahasiswa/i yang diterima, dan kualitas jejaring yang dibangun melalui hubungan fraternitas antara siswa/i dengan para pengajar, institusi dan para individu pembelajar sendiri merupakan produk yang dibeli dengan biaya yang mencapai USD 100.000 termasuk uang kuliah dan biaya hidup per tahun. Korelasi antara harga mahal dengan output hasil pendidikan yang bagus kelihatan paralel di sini.
Korelasi positif juga bisa dijumpai antara pola pikir tertentu dengan tingkat kesuksesan. Dalam era global dengan kemampuan Internet ala Star Trek yang serba instan, sukses bisa dicapai dengan lebih cepat begitu daya pikir dan hard and soft skills mencapai titik kulminasi tertentu.
Dengan pola pikir yang tepat, leverage semakin besar untuk memutar motor kesuksesan. Dengan kata lain, di era serba ekstrem ini, yang sukses akan sangat luar biasa melejit sedangkan yang tidak sukses akan semakin terpuruk.
Pola pikir perlu dilatih terus-menerus karena perubahan tidak terjadi secara otomatis. Cara termudah tentu dengan bergabung dengan para pemikir yang baik. Input informasi alias apa yang Anda baca, dengar, dan tonton perlu yang terbaik. “Terbaik” di sini artinya kredibel dan kebenarannya tidak diragukan lagi. Juga jadwalkan pikiran-pikiran Anda agar berpusat kepada hal-hal positif.
Selama perjalanan di luar negeri dan tanah air, saya punya beberapa lokasi favorit yang bisa “menghapus” residu dari input-input “sampah” ke dalam indera dan pikiran. Lokasi-lokasi ini merupakan tempat retret alias semedi yang selalu saya rindukan. Itulah rumah saya di dunia ini.
Dengan pola pikir yang positif akan kemampuan diri sendiri, maka yang perlu “dikawatirkan” hanyalah lingkungan makro ekonomi, sosial dan politik saja. Misalnya, Anda punya gol untuk menghasilkan omzet USD 10 juta dalam 3 tahun, maka Anda memerlukan lebih dari sekedar pola pikir pemenang namun juga tim yang solid, serta lingkungan makro yang mendukung. Di negara yang penuh dengan isu-isu sosial serta politik yang tidak stabil dan ekonomi makro yang tidak menjanjikan, maka pencapaian gol akan tersendat.
Lingkungan makro sangat menentukan keberhasilan finansial Anda. Ingat ini. Tidak mungkin seseorang yang dicucuk dengan ideologi yang menseragamkan setiap orang dan mengkuotakan berapa sendok nasi yang bisa Anda makan setiap hari akan mencapai sukses luar biasa. Hanya sistem makro yang baik dan adil yang memungkinkan seseorang bisa mencapai sukses finansial dan berprestasi kreatif dalam kerangka inovasi global.
Jadi, para motivator yang selalu berapi-api bilang “Anda bisa mencapai apa saja” itu (maaf) tidak mempertimbangkan faktor makro tersebut. Jadi, kalau Anda dengan keras kepala bagaikan tapir yakin akan slogan tersebut, maka itu hanyalah kekerasan tengkorak saja, bukan didasari oleh daya analisa yang solid.
Selain mengenal pola pikir apa yang membentuk sukses, repetisi sangat menentukan kualitas internalisasinya. Charles Duhigg dengan The Power of Habit-nya memberikan banyak masukan akan pentingnya membuat sesuatu menjadi kebiasaan. Make it second nature. Kalau para sekretaris bisa mengetik 100 kata per menit dengan sepuluh jari, maka kita bisa “mensepuluhjarikan” pola pikir.
Repetisi juga perlu dibarengi dengan audisi alias “mempertontonkan kelebihan Anda kepada khalayak ramai” agar terjadi dentuman di dalam pikiran akan urgensi mematangkannya.
Lantas pola pikir seperti apa saja yang dimiliki para pemenang? Baik Maxwell maupun saya, sama-sama mempunyai daftar yang sama. Berpikir jangka panjang, fokus tidak bercabang, kenali prioritas, berpikir kreatif dan inovatif, realistis sambil menanamkan keyakinan positif, strategik, eksplor berbagai kemungkinan, refleksikan berbagai fenomena dan kejadian, pertanyakan hal-hal yang populer karena banyak sekali yang ternyata hanya mitos dan opini tanpa dasar, beranikan diri untuk bersinergi secara fair, gunakan standar kemanusiaan universal bukan hanya standar diri sendiri yang seringkali terlalu subyektif, dan perhatikan “bottom line” sebagai cermin penjelas.[]
KONTAN Weekly, 18-24 November 2013