[Download PDF KONTAN WEEKLY Berpikir Surealis]
oleh Jennie M. Xue
Penulis adalah orang yang praktis dan pragmatis. Tidak muluk-muluk, berpijak pada fakta dan sains. Tidak terlalu bermimpi akan masa depan, maupun terlalu menyesali masa lalu. Jalankan setiap hari dengan stabil tanpa drama. Satu tapak demi satu tapak.
Setiap hari merupakan kesempatan untuk menerapkan gol dan meraih gol, sebelum menerapkan dan meraih gol-gol baru. Setiap hari punya arti kemenangan tersendiri, walaupun kecil dan mungkin tidak punya banyak arti secara individu.
Namun, setiap titik kemenangan mikro merupakan bagian dari kemenangan besar. Karena hidup ini adalah agregat. Termasuk juga dalam mencapai setiap gol.
Akhir-akhir ini, penulis berpikir surealis, tidak hanya praktis dan pragmatis. Ruang dan waktu saling terikat dan mengikat. Demikian luas dan tak terbatas eksistensi kita dalam keterbatasan segala persepsi yang kita miliki.
Dan kita mempunyai akses untuk itu semua. Kuncinya adalah dengan mencarinya di dalam pikiran.
Berpikir surealis mirip dengan apa yang dilakukan oleh Salvador Dali. Ia melihat hal-hal di luar persepsi panca indera. Ia melihat bukan dengan mata; ia melihat dengan pikiran.
Ketika kita melihat dengan pikiran, kita tidak lagi terkungkung oleh limitasi persepsi. Ketika lingkungan eksternal demikian negatif dan mengikat, di dalam diri kita ada sumur dalam yang mampu mengeluarkan kita dari ikatan.
Ketika kita telah mampu mencapai sumur tersebut, tidak ada lagi rasa takut akan ketidakpastian. Tidak ada lagi rasa takut akan kehilangan. Kita pasti dapat mengatasi apapun yang datang, baik positif maupun negatif.
Selain itu, apapun yang kita tangkap dalam persepsi sesungguhnya hanya “kulitnya” saja. Dua cara termudah dalam menerapkan surealisme dalam mental model sehari-hari: substitusi dan analogi.
Misalnya, ketika Anda melihat bisnis laris, substitusikan produk di toko tersebut dengan produk milik Anda. Bisa juga elemen-elemen lain yang disubstitusikan.
Outrageous ideas also work. Idea-idea yang “di luar lazimnya” bisa saja diterapkan dan menghebohkan.
Analogi juga mudah diterapkan. Misalnya, jantung dianalogikan sebagai pompa. Gunakan cara berpikir analogis dalam mencerna informasi. Sebagaimana para ekonom menggunakan model yang mempermudah penjelasan.
Hidup juga demikian. Banyak hal hanya perlu dicerna dengan dua mental model sederhana: substitusi dan analogi. Namun tentu saja mental model bermacam-macam.
Dua ini membantu penulis dalam berpikir surealis. Bayangkan bagaimana memasak tanpa panci, namun dengan barbel seberat 30 kg. Bayangkan, bagaimana rumah model manusia diterapkan pada sarang lebah.
SDM Indonesia dikenal tidak terlalu kreatif. Anda dapat mempelopori dengan berpikir surealis sebagai salah satu model untuk meningkatkan kreativitas.
Beberapa pertanyaan untuk membantu proses ini.
Satu, apa yang Anda lihat/dengar/baca saat ini? Kemarin? Deskripsikan di dalam pikiran. Lantas, substitusikan satu hal dengan hal lain (apa saja).
Dua, tentukan satu hal yang paling mengesankan dalam perjalanan terakhir Anda. Bagaimana Anda menganalogikannya?
Tiga, jika Anda sedang mengalami problem tertentu, gunakan visual untuk menggambarkannya. Lantas, gunakan visual juga untuk menggambarkan solusinya.
Ingat satu hal, realita itu tidak hanya satu. Setiap individu punya realita tersendiri, jadi ada sekitar 7 miliar realita di dunia berdasarkan jumlah populasi. Bagaimana kita menjalankan hidup, bisnis, dan karir selalu erat hubungannya dengan realita kita.
Jika Anda hanya fokus ke satu titik, maka itulah realita Anda. Dan segala macam pikiran dan perasaan yang dirasakan akan berporos pada titik itu. Ketika pikiran sedang negatif dan hanya itu fokusnya, betapa banyak hal-hal positif yang luput dari pandangan.
Ini bukan berarti Anda menghindari hal-hal negatif, namun mengubah reaksi dengan mengisi diri dengan realita yang berbeda.
Perlu waktu cukup lama bagi penulis agar mampu melihat dunia dari berbagai realita. Dengan mental model surealis. Ini merupakan salah satu skill paling berharga yang dimiliki penulis.
Kreativitas dapat terus terjaga, kualitas pikiran juga dapat dipertahankan. Ini akan bermuara dalam kualitas hidup yang baik dalam arti ketenangan dan kedamaian hati dan pikiran. Sehingga karya-karya semakin baik kualitasnya dan produktivitas dapat ditingkatkan. Silakan mencoba. Modalnya hanya pikiran.[]
KONTAN WEEKLY, 25 September – 1 Oktober 2017