Select Page

[Download PDF KONTAN WEEKLY Berpikir Besar versus Kecil]

oleh Jennie M. Xue

Apa perbedaan utama dari mereka yang mempunyai ide-ide besar dan mengeksekusinya sebaik mungkin dengan mereka yang berpuas diri dan tidak punya prestasi apapun? Mindset yang didorong dengan motivasi.

Yang menarik, apa yang kita duga dari latar belakang seseorang belum tentu benar. Dan ini membuktikan bahwa kita sesungguhnya menentukan nasib kita sendiri dalam hal-hal tertentu, seperti pekerjaan, makna hidup, dan kebahagiaan pribadi.

Misalnya, kita menduga bahwa seseorang dibesarkan di dalam keluarga miskin, maka ia mestinya punya semangat kerja yang tinggi dan berambisi cukup untuk mengubah nasibnya. Dan ada dugaan bahwa “anak orang kaya” biasanya malas karena semua telah tersedia.

Ternyata, sering kali kita salah, karena tidak jarang mereka yang dibesarkan dalam kondisi tertentu akan memperpetuasi kondisi tersebut di masa dewasa. Dan bisa saja mereka yang dibesarkan dalam kondisi tertentu, namun mempunyai pikiran mandiri untuk memberi arti bagi hidupnya sendiri, sehingga ia menjalani hidup berdasarkan versi yang dirancangnya sendiri.

Anda tentu tahu apa “mindset” dan “motivasi” itu. Mindset adalah pola pikir yang mendasari setiap tindakan kita. Sedangkan motivasi adalah dorongan dari dalam untuk menjalani apa yang telah direncanakan.

Menggabungkan keduanya dalam jumlah yang tepat akan mendorong Anda bak energi roket ke angkasa. Dan ini dimulai dengan “pikiran besar.” “Pikiran besar” di sini bisa berbentuk target, gol, atau harapan akan hasil eksekusi.

Ketika Anda baru mendaftarkan diri untuk masuk ke universitas, jelas Anda mempunyai “pikiran besar” untuk lulus dan berguna sebagai seorang sarjana. Tentu berpikir besar satu kali saja tidak akan cukup untuk mendorong Anda belajar setiap hari hingga lulus.

Anda perlu memotivasi diri terus-menerus yang ditempa oleh proses conditioning. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dipupuk dan dilatih setiap hari.

Pertama, kenali energi diri dan sense of urgency. Seorang sukses mempunyai dua elemen ini sama besarnya. Artinya, energi untuk eksekusi yang diperlukan dapat didorong oleh perasaan kebutuhan (sense of urgency) yang besar.

Seorang sukses mengeksekusi apa yang dipikirkannya, tidak hanya “bermimpi.” “Pikiran besarnya” ditransformasikan menjadi “eksekusi.” Dimulai dari eksekusi-eksekusi kecil.

Seseorang yang hanya berpikir besar namun tidak mengeksekusinya, tidak mempunyai urgensi yang cukup. “I will finish this book someday” sangat berbeda dengan “I have finished this book.”

Kedua, mengkondisikan diri membutuhkan keyakinan (esteem) akan kemampuan eksekusi. Bukan hanya atas keyakinan akan “saya mampu berpikir besar.” Bedakan dua hal ini dan kenali apakah Anda telah mempunyai keyakinan yang tepat.

Ini perlu ditunjang dengan self-worth alias memandang diri mampu dan berharga. Sikap “tidak percaya diri” dan “tidak yakin” akan mengganggu proses pengendapan pikiran-pikiran besar dan eksekusi.

Ketiga, kenali “mengapa” Anda berpikiran demikian dan apa urgensinya. Tanpa urgensi, pikiran akan kembali ke fase “pikiran kecil.”

Urgensi kita berkarya tidak semata-mata karena uang. Uang memang penting, namun riset psikologi menunjukkan bahwa ketika mencapai titik penghasilan tertentu, maka yang lebih berarti adalah motif-motif intrinsik, seperti passion, tantangan, dan tujuan kemanusiaan.

Motivasi intrinsik sangat menentukan sukses seseorang. Jika Anda bekerja di bidang keuangan dan uang adalah motivasi, pikirkan emosi positif apa yang sesungguhnya Anda cari ketika “uang telah di tangan.”

Yang Anda cari bukanlah uangnya, namun perasaan aman bahwa kebutuhan-kebutuhan hidup telah dipenuhi dan keyakinan bahwa masa depan bisa menjadi lebih baik.

Keempat, kenali pribadi seperti apa yang diharapkan ketika pikiran-pikiran besar telah dicapai. Kontemplasikan dan jawablah dengan jujur “siapa” diri Anda yang dituju setelah eksekusi selesai.

Misalnya, Anda berpikiran besar untuk memulai suatu bisnis. Dengan segenap mindset, motivasi, dan jawaban akan “mengapa,” Anda perlu membayangkan hasil diri nan positif. Sedapat mungkin bayangkan sesuatu yang membumi, misalnya menjadi pemimpin dan pencipta yang karya-karyanya digunakan jutaan orang.

Akhir kata, bangunlah rutinitas yang menunjang eksekusi mindset dengan motivasi intrinsik. Jadikan ini sebagai kebiasaan (habit). Ingat, berpikiran besar yang detil dengan langkah-langkah eksekusi merupakan dasar dari sukses.

Pupuk perasaan positif dengan mengkorelasikan atau “anchoring” (NLP) suatu aktivitas dengan imaji positif yang dituju. Ini akan membentuk frame tertentu yang memperpetuasikan mindset positif dan motivasi intrinsik.

Niscaya, pikiran-pikiran besar Anda tercapai dengan eksekusi-eksekusi bertahap.[]

KONTAN WEEKLY, 12-18 Desember 2016

Pin It on Pinterest

Share This