(Image Source: Screen Rant)
[Download PDF KONTAN DAILY Bagaimana Disney Mengubah Netflix]
oleh Jennie M. Xue
Kita bicara soal Disney sekali lagi. Jika Anda mengasosiasikan Disney dengan Mickey Mouse, Donald Duck, Cinderella, Mulan, dan Frozen, Anda tidak salah. Namun, Anda juga belum benar sepenuhnya, karena gurita Disney tidak hanya sekedar film-film animasi dan taman amusemen Disneyland dan Disney World.
Disney telah berkembang sedemikian besar sehingga satu keputusan saja sudah mampu mengguncangkan pasar konten global.
Gurita Disney mencakup gerai di mal-mal, stasiun radio, taman amusemen, HAKI atas movie franchise terkenal seperti Marvel, Pirates of the Caribbean, Toy Story, Tron, Nemo, The Incredibles, Spiderman, Hercules, Hulk, Star Wars, The Muppets, The Marvel Cinematic Universe, Disney Princesses/Princes, The Chronicle of Narnia, The Pirates of the Caribbean, Pixar Films, Winnie the Pooh, Indiana Jones, Grey’s Anatomy, dan sebagainya.
Studio-studio film raksasa yang dimiliki Disney termasuk ABC TV, ESPN, Lucasfilm, Marvel, dan Pixar.
Dengan ribuan judul film dan konten berlisensi, bisa dibayangkan bagaimana jika suatu hari Disney menghentikan kontrak lisensi penyiaran mereka di kanal-kanal streaming seperti Netflix, Amazon, dan Hulu? Para pengambil keputusan di kanal-kanal streaming tersebut telah “bersiap-siap” akan kemungkinan ini.
Jadilah kini banyak kita temui konten-konten “in house” yang diproduksi oleh kanal-kanal streaming itu sendiri. Ketika Disney dan rumah-rumah produksi raksasa memutuskan untuk menguasai hulu ke hilir, maka steaming businesses akan kekeringan konten.
Penguasaan secara monopolistis seperti ini semakin mengarus tengah. Amazon dan Apple, misalnya, semakin sulit dibendung kekuasaan monopolistis mereka. Apalagi mengingat mereka “menjual platform” yang berarti juga dengan data analitiks yang dihasilkannya.
Terlepas dari monopoli mereka, ini tetap merupakan kesempatan emas bagi para produsen konten. Bahkan Netflix telah merilis film aksi Indonesia berjudul “The Night Comes for Us” di bulan Oktober kemarin.
Dengan global culture yang semakin terbuka berbagai kultur dari belahan dunia lain, ini dapat diterjemahkan sebagai kekuatan baru para pekerja konten. Ya, “pekerja konten” adalah “hercules” baru dunia.
Sepanjang standar kualitas internasional digunakan, tidak ada batas bagi Anda. Ada banyak strategi hacking sinergistis yang dapat digunakan di era information overload ini.
Kekuatan Disney jelas telah mendisrupsi Netflix dari sekedar kanal menjadi kreator konten. Dan Disney punya upper hand mengingat ia adalah jagoan superhero konten sejak zaman baheula. Sedangkan Netflix, Hulu, dan Amazon baru saja memulai perjalanan membikin konten.
Dua tamparan besar dari Disney yang juga merupakan pembawa harapan baru bagi para kreator konten. Karena semakin banyak konten dibutuhkan oleh kanal-kanal pesaing Disney. Strategi apa yang perlu dijalankan?
Satu, gabungkan teknologi.
Berbagai teknologi mutakhir, termasuk AI (artificial intelligence) seperti machine learning, dapat “dilatih” untuk mendeteksi selera pasar.
Dua, gabungkan kekuatan pasar.
Pasa lokal dan global saling mendukung. Identifikasi pasar itu perlu, namun semestinya menunjang proses kreasi, minimal menurunkan cost.
Tiga, gabungkan kekuatan media sosial.
Kekuatan menyebar media sosial sangat besar. Dengan strategi yang jitu, bisa saja produk-produk digital menjadi viral dalam sekejap. Leverage ini.
Empat, gunakan model, template dan archetype.
Gunakan akses perpustakaan riset untuk mengenali model, template, dan archetype. Ingat, hampir setiap bagian dari ilmu pengetahuan itu mempelajari pola-pola. Gunakan informasi dan pengetahuan tersebut untuk proses kreasi.
Lima, tonjolkan sub-kultur dan nilai-nilai periferi (non arus tengah).
Dunia semakin tak terbatas. Perkenalkan sub-kultur dan nilai-nilai yang belum populer kepada dunia. Agar para konsumen produk digital semakin terbuka akan kekuatan informasi.
Disney semakin mengguncang dunia dengan disrupsi organiknya. Dan ini juga berarti kreator independen semakin tertantang untuk berkarya di kubu para kanal kompetitor Disney. Indonesia telah semakin dikenal dunia sebagai kreator kreatif. Mulailah dari sini. Selamat berkarya.[]
KONTAN DAILY, Jumat, 23 November 2018