Select Page


Image Source: Heavy.com


[Download PDF KONTAN DAILY Asal Mula Mi Instan]

oleh Jennie M. Xue

Siapa yang tidak suka Indomie? Atau mi instan lainnya? Kemungkinan besar tidak ada.

Hampir semua penduduk Indonesia dan Asia pasti pernah atau bahkan menggilai mi instan ini, terlepas dari berbagai pro dan kontra mengenai efek-efek kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Bahkan hobi makan mi instan ini kini telah merambah Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika.

Di AS, mi instan identik dengan para mahasiswa dan mahasiswi yang hidup pas-pasan di dormitori. Padahal, sejarah invensi makanan ringan mengenyangkan ini diawali dengan masa-masa pasca Perang Dunia Kedua di Jepang yang diwarnai dengan kelaparan masal.

Saat itu, AS mendonasi tepung gandum untuk dikonsumsi sebagai roti. Namun seorang pengrajin tekstil kaya asal Chiayi, perfektur Taiwan yang dikuasai Jepang, bernama Momofuku Ando menciptakan mi instan yang kita kenal sekarang.

Di tahun 1958, ketika mi telur yang dimasak istrinya tercelup di dalam minyak goreng panas, ternyata proses flash frying alias “digoreng secepat kilat” mengeraskan mi dan siap dilembutkan kembali dengan direbus. Merek awal yang ditawarkan ke pasar Jepang bernama “Chicken Ramen.”

Di tahun 1971, ia mendirikan Nissin Food Products dan memasuki pasar global dengan Cup Noodles. Ini bahkan dapat kita pesan di maskapai penerbangan antar benua.

Produk-produk Nissin ini hingga kini masih merajai supermarket dunia dengan merek Cup Noodles dan Nissin Noodles. Prestasi Ando tidak berhenti di sini. Di tahun 2005, ia mengkreasi mi instan untuk astronot Jepang yang berangkat ke luar angkasa dengan pesawat ulang-alik Discovery.

Di tahun 2006 saja, Nissin meraup USD 131 juta. Setahun kemudian, Ando meninggal dunia di Osaka, Jepang. Bagi yang gemar belajar sambil bermain, museum Cup Noodles dapat dijumpai di Osaka: https://www.cupnoodles-museum.jp/en/osaka_ikeda/attractions/history/.

Anda dapat mencoba berbagai jenis Cup Noodles dan Nissin Noodles di sana. Bahkan Anda dapat memberi masukan akan rasa-rasa kegemaran Anda.

Apa yang dapat kita pelajari dari Ando dan Nissin Cup Noodles?

Satu, invensi dapat terjadi secara organik.
Tidak perlu Anda memeras otak secara masif dan terus-menerus hingga terjadi “brain fatigue.” Inovasi dan invensi dapat saja terjadi secara organik dan “tidak disengaja.” Kuncinya hanya satu: Mengobservasi hidup dengan kuriositas.

Dua, hadapi hidup secara inovatif.
Terlepas dari kondisi eksternal pasca Perang Dunia Kedua, Momofuku Ando mempunyai keyakinan tersendiri akan apa yang terbaik untuk lingkungannya. Jadilah ia membuka mata agar dapat menemukan pengganti roti sebagai makanan utama, yaitu mi yang dapat disimpan lama.

Tiga, penetrasi pasar global dengan “bungkusan” yang disesuaikan.
Ramen konvensional yang digemari bangsa Jepang berbeda dengan selera pasar dunia. Jadilah Cup Noodles dipasarkan sejak 1971. Dan ini terbuka manjur dan laris manis. Yang dimaksud “bungkusan” di sini bukan hanya packaging namun keseluruhan “bungkusan kultural.”

Empat, produk dengan harga murah dan konvenien mudah dijual.
Setiap produk diciptakan untuk mempermudah hidup manusia. Ingat ini setiap kali Anda mencari ide. Dan ingat pula, ide sering kali tidak perlu dikejar, ia akan datang di waktu yang tepat dan di kondisi yang tepat pula.

Lima, produk yang “remeh temeh” seperti mi instan punya pangsa pasar yang menembus batas-batas kultural dan kelas sosial. Ini juga telah dibuktikan dengan Indomie yang diterima sangat baik di Afrika, Timur Tengah, Asia, dan Amerika. Terkadang ide-ide sederhana itulah yang memberi gebrakan besar. Dan oportunitas masih banyak, tidak terhingga.

Enam, berbagai produk derivatif dapat diciptakan.
Begitu produk utama telah diterima pasar dengan baik, beratus-ratus produk derivatif dapat diciptakan. Variabel-variabel kecil diubah dan disesuaikan dengan tren sehingga inovasi juga berjalan secara organik.

Akhir kata, inovasi dan ide bisnis berjalan bersamaan. Seringkali ide-ide terjadi di luar dan di dalam tren. Bagaimana pun prosesnya, kenali, catat, dan aplikasikan. Yang terakhir ini yang terpenting dan seringkali tidak terlaksana dengan baik. Ingat, ide itu gampang, aplikasi yang sulit. Jalani saja.[]

KONTAN DAILY, Jumat, 16 November 2018

Pin It on Pinterest

Share This