[Download PDF KONTAN DAILY Antara Pixar dan Disney]
oleh Jennie M. Xue
Di tahun 2006, the Walt Disney Company mengakuisisi Pixar Animation Studio sebesar USD 7,4 miliar. Padahal, beberapa tahun sebelumnya, Pixar adalah perusahaan hardware computer yang merugi.
Artikel ini membahas sejarah singkat perjalanan Pixar dan pasang surut kerja sama dengan Disney hingga masa jaya sekarang.
Ketika diakuisisi, Pixar adalah studio film-film berkaliber box office internasional. Uniknya, tiga pimpinan tertinggi Pixar dimulai dari Steve Jobs, John Lasseter, dan Edwin Catmull dinilai kurang berhasil dalam mensukseskan Pixar. Dua yang disebutkan terakhir adalah pakar film animasi berbasis komputer.
Catmull memulai karir animasinya dari Univeristy of Utah Computer Science Department di mana ia belajar mengenai animasi komputer dan mendapat undangan untuk berkunjung ke kantor Disney. Sayangnya, Disney belum tertarik dengan kartun animasi di sekitar tahun 1970an itu.
Jadilah Catmull bekerja sebagai pakar grafis komputer di NY Institute of Technology di mana ia berjumpa dengan wirausahawan sukses Alexaxnder Schure. Di sana, Catmull mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakat animasinya bersama partner Alvy Ray Smith.
Catmull dan Smith berharap dapat bekerja sama dengan Disney, namun sekali lagi bukan Disney yang tertarik. George Lucas dengan Lucasfilm malah menjadikan Catmull pimpinan Divisi Komputer. Di sana, Lucas memberi kebebasan berkarya dalam editing film digital bagi duo ini yang lebih berarti daripada sekadar uang belaka.
Di tahun 1985, Lucas sedang kekurangan dana segar, sehingga jadilah divisi komputer tersebut ditawarkan kepada para calon pembeli. Ketika berjumpa dengan Steve Jobs sang pendiri Apple yang baru dipecat dari perusahaan yang didirikannya sendiri, ia pun mengakuisisi Pixar sebesar USD 5 juta dari koceknya sendiri.
Kala itu, Jobs tidak tertarik dengan film. Ia lebih mengutamakan gagasan mendemokratisasikan teknologi dan mengubah dunia dengan itu. Pixar diharapkan dapat menjadi produsen grafik-grafik yang dijual.
Pada pertengahan 1986, Pixar memproduksi PIC (Pixar Image Computer) yang agak terlalu tinggi harganya untuk pasar. Dan film pendek yang diproduksinya berjudul Luxo Jr sebenarnya hanya dijadikan alat publisitas.
Penjualan hardware PIC tetap lambat, bahkan ketika software grafis bernama Reyes diluncurkan di tahun 1989. Ini adalah kegagalan kedua Steve Jobs tampaknya.
Saat itu, dimulailah kerja sama dengan Disney yang mengontrak Pixar untuk mendesain sistem produksi animasi komputer, yaitu software untuk mengkreasikan animasi kartun. Di saat yang sama, Catmull adalah CTO Pixar dan Chuck Kolstad sebagai CEO.
Mengingat Pixar masih belum membawa laba dengan berbagai film animasi pendeknya, Jobs ingin membubarkannya. Untungnya di tahun 1988, film pendek Tin Toy mendapat nominasi Piala Oscar di tahun 1988 sehingga niat ini diurungkan.
Di tahun 1991, setelah negosiasi panjang, Pixar kembali bekerja sama dengan Disney dengan perjanjian yang menguntungkan pihak Tikus Miki tersebut. Dengan tiga film animasi, Katzenberg memegang kendali kontrol kreatif. Di masa ini pulalah, Toy Story yang legendaris diproduksi setelah ada masa vakum.
Sebelum Toy Story dilaunching, Jobs menawarkan Pixar kepada Microsoft. Kala itu, Bill Gates sedang mencari software grafik untuk Windows. Ternyata, kerja sama hanya terbatas atas beberapa lisensi sebesar USD 6,5 juta.
Mukjizat terjadi ketika Toy Story memecahkan box office di tahun 1995. Jadilah ini fondasi kuat untuk IPO Pixar sebesar USD 140 juta, dengan 80 persen saham di tangan Jobs. Trading hari pertama menghasilkan USD 1,1 miliar.
Dengan kematian presiden Disney Frank Wells di tahun 1994, perang suksesi antara CEO Michael Eisner dan Katzenberg terjadi. Katzenberg ke luar dari sana dan mendirikan DreamWorks dengan Steven Spielberg dan David Geffen.
Setelah itu, film-film Pixar bertubi-tubi menjadi box office: Toy Story 2, Monsters, Finding Nemo, dan The Incredibles. Di antara kerja sama Disney dengan berbagai studio animator, hanya film-film dengan Pixar yang menjadi box office.
Namun hubungan Jobs dengan Eisner memburuk, hingga Eisner digantikan oleh Robert Iger. Iger ternyata pandai menjembatani Pixar dengan Disney. Bahkan hasil survei konsumen menyatakan bahwa para ibu lebih mempercayai merek Pixar daripada Disney untuk tontonan anak-anak mereka. Namun Cars, Ratatouille, dan Wall-E kurang sukses di pasar.
Akhirnya, di tahun 2006, Iger berhasil menjual Pixar kepada Disney sebesar USD 7,4 billion. Tiga poin penting hubungan Pixar-Disney: era animasi komputer merupakan awal dari masa demokratisasi ekspresi, siapa yang menguasai selera pasar dialah yang pemenang box office, dan apa yang belum masuk arus tengah di masa lalu bisa jadi dicari mainstream sekarang.[]
KONTAN DAILY, Jumat, 7 September 2018